Rahmat Allah, Ampunan, dan Jalan Menuju Surga
Dalam kehidupan, setiap insan pasti tidak lepas dari dosa. Tidak ada manusia yang sempurna, dan kadang kita terjebak dalam kesalahan, bahkan berkali-kali. Namun Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang tidak pernah menutup pintu-Nya. Selama kita masih hidup, masih terbuka peluang untuk kembali dan mendapatkan rahmat-Nya yang begitu luas.
Standar Hidup: Meniru Rasulullah dari Kepala hingga Ujung Kaki
Seorang Muslim yang baik harus menjadikan Nabi Muhammad ﷺ sebagai pedoman hidup. Dari cara berpikir, cara memandang, mendengar, berbicara, sampai cara melangkah — semuanya harus diarahkan meniru Nabi.
Inilah standar dasar seorang Muslim. Ketika hidup kita diarahkan mengikuti Rasulullah ﷺ, maka Allah akan turunkan ampunan, kemudian rahmat-Nya akan menyelimuti hidup kita. Jika rahmat sudah turun, urusan hidup yang tadinya terasa berat akan terasa ringan. Itulah janji Allah dalam Q.S. Az-Zumar: 53:
“Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa.”
Apa Itu Israf? Dosa yang Berlebihan
Dalam ayat itu, Allah menggunakan kata “asrafu” – yaitu orang-orang yang berlebih-lebihan dalam berdosa. Ibaratnya seperti seseorang yang tahu itu salah, tapi tetap dilakukannya dengan semangat. Misalnya, tidak cukup satu keburukan, malah ditambah lagi dengan keburukan lain: mencela, berbohong, menyebar hoaks, korupsi, bahkan zina. Dosa-dosa ini bukan hanya merusak diri sendiri, tapi bisa menular ke orang lain dan merusak lingkungan sekitar.
Terutama dosa-dosa yang berkaitan dengan hawa nafsu, seperti zina dan pornografi. Pornografi bahkan lebih berbahaya dari narkoba menurut penelitian, karena efeknya terekam di otak lebih dalam dan susah dihapus. Ini sebabnya Allah melarang kita bahkan mendekati zina, bukan hanya melakukannya.
Rahmat Allah Menyelesaikan Segalanya
Jika rahmat Allah turun, maka semua masalah terasa ringan. Dalam Q.S. Al-Baqarah: 155-157, Allah menyebutkan bahwa ujian berupa rasa takut, lapar, kehilangan, dan sebagainya akan dialami manusia. Tapi mereka yang sabar dan meyakini bahwa ujian itu dari Allah, serta tetap berzikir dan berserah diri, akan diberikan rahmat.
Rahmat itu bukan sekadar ampunan, tapi juga ketenangan dan petunjuk. Mereka akan dimudahkan jalan hidupnya, bahkan diberi ilmu karena rahmat. Sebagaimana disebut dalam Q.S. Al-Kahfi: 65, Allah memberi ilmu dan rahmat kepada hamba-Nya yang dikehendaki.
Istigfar, Tobat, dan Mengikuti Nabi
Orang yang banyak istigfar dan mengubah hidupnya untuk meniru Nabi akan dijaga oleh Allah. Matanya akan dijaga cara melihatnya, telinganya dijaga cara mendengarnya, lisannya dijaga dalam berbicara, bahkan langkah kakinya pun diarahkan untuk hal-hal baik. Kalau semua anggota tubuh kita diarahkan meniru Nabi, maka kita akan menjadi bagian dari hamba-hamba pilihan Allah.
Siapa Ibadurrahman Itu?
Ibadurrahman adalah hamba-hamba Allah yang diliputi rahmat-Nya. Mereka memiliki sikap lembut, mendoakan orang lain, tidak mudah membalas keburukan, dan senantiasa tenang dalam menghadapi ujian. Fokus mereka bukan membalas kesalahan orang, tapi justru mengkhawatirkan orang lain agar jangan sampai jatuh dalam dosa.
Dalam doa dan pikirannya, mereka berharap orang lain juga mendapat ampunan dan rahmat dari Allah. Mereka tidak mudah marah, tidak menyimpan dendam, dan selalu bersikap tenang.
Meningkat ke Level Ihsan: Merasa Diawasi dan Dicintai
Jika seseorang sudah mampu menjaga hubungan dengan Allah, menjalani hidup seperti Nabi, serta penuh kasih kepada sesama, maka ia akan naik ke derajat lebih tinggi, yaitu ihsan. Dalam derajat ini, ia beribadah seolah-olah melihat Allah, dan selalu merasa diawasi.
Gabungan antara cinta kepada Allah dan rasa ihsan inilah yang menjadikan seseorang sebagai muhibbin (pecinta Allah) dan muhsinin (pelaku ihsan). Mereka ini dijanjikan balasan surga yang seluas langit dan bumi, yang disiapkan untuk orang-orang bertakwa dan penuh rahmat.
Penutup: Yuk, Menjadi Ibadurrahman
Kita semua ingin hidup tenang, dimudahkan urusan, dan kelak kembali kepada Allah dengan wajah berseri. Semua itu bisa kita raih dengan mengikuti jalan Nabi ﷺ, memperbanyak istigfar, menjauhi dosa yang berlebihan (israf), dan menjaga hati serta lisan.
Kalau kita sudah dalam jalur itu, perlahan kita akan menjadi bagian dari Ibadurrahman — hamba-hamba Allah yang diliputi rahmat-Nya. Mereka adalah orang-orang pilihan, yang bahkan saat menghadapi musuh pun tetap mendoakan kebaikan bagi lawannya.
Semoga kita semua termasuk dalam golongan tersebut. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.
Komentar