Tampilkan postingan dengan label hati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hati. Tampilkan semua postingan

Hampir Saja Aku Mempercayaimu | Senandika

        Menatap sorot matamu lama-lama di depan kamera. Membuatku melupakan sejenak, kisah yang kelam antara kita. Melihat senyummu yang bagaikan candu itu, membuatku lupa, bahwa kita tidak lagi baik-baik saja. Mendengar suaramu yang terdengar merdu di telingaku, membuatku lupa rintihan tangisku sendiri setiap malam. Sejenak melupakan kenangan pahit, membawaku hampir mempercayaimu lagi.

       Aku hampir percaya, bahwa kita pasti akan bersama lagi, lalu baik-baik saja tanpa saling melukai. Namun, belum sekejap mata, lagi dan lagi aku melihatmu tersenyum lepas bukan karena aku. Entah itu senyum aslimu atau palsumu. Katahuilah, aku bukanlah orang yang bisa menahan rasa cemburu.

         Tapi aku sadar, memilih diam dan melepaskanmu dengan ikhlas, itu adalah bukti cintaku. Kita hanya sebatas kenangan usang, yang tersimpan rapi dan mengunci rapat-rapat, tanpa pernah sedikitpun membukanya. 

      Tolong ... jangan dibuka lagi kenangan itu, kau tidak perlu bersusah payah menjelaskan bahwa, pepisahan kita adalah sebuah kesalahpahaman. Cukup, kali ini kita akan berusaha untuk saling diam, sekadar menyapa tanpa ada rasa apa-apa, sekadar memberi semangat hanya sebatas ucap, sekadar saling tertawa meski kita sama-sama menyimpan luka. Hampir saja aku mempercayaimu, bahwa kau tulus mencintaiku. Tapi, kenyataannya kita tidak lagi baik-baik saja.