Hay, kali ini aku akan membawakan artikel tentang pentingnya riset sebelum menulis. Banyak penulis sering sekali mengabaikan pentingnya rise. Apalagi, penulis pemula sebelum membuat cerita, sebaiknya terlebih dahulu melakukan riset. Misalnya, kamu ingin membuat cerita seseorang prajurit TNI, kamu harus tahu kehidupan sehari-harinya seseorang TNI itu bagaimana, atau kamu ingin membuat cerita yang nuansanya seperti di Bal. Nah, kita harus melakukan riset terlebih dahulu, Bali daerahnya seperti apa, masyarakatnya bagaimana, kehidupan sosialnya bagaimana.
Mengapa riset itu penting, riset itu sebenarnya apa sih? Secara umum riset adalah pengumpulan data untuk membuat kita lebih mendalami sesuatu, serta dapat menyampaikan atau menuliskan dengan baik. Kalau kita menulis cerita fiksi, sebenarnya fiksinya tidak perlu terlalu ilmiah saat kita membuat skripsi, tetapi perlu dilakukan riset dengan baik. Bagaimana cara melakukan riset?
1. Pengamatan Langsung
Kita bisa mendapatkan hasil riset dengan melakukan pengamatan langsung. Baik itu mengamati keadaan di sekitar, kegiatan bersama orang-orang, percakapan dengan teman, keluarga, doi . Mengamati adalah cara penulis mendapatkan ide dalam tulisanya. Saya sendiri sering mendapatkan ide cerita dari mendengarkan obrolan dari orang lain, dan langsung menuliskanya di ponsel atau bisa di buku catatan jika memungkinkan agar tidak lupa. Jadi misalnya, kamu ingin menuliskan cerita tokoh orang yang sedang perjalan dari Tulungagung ke Jombang dengan naik kereta api, kamu bisa menjalani pengalaman yang sudah kamu rasakan langsung. Dari sini kamu bisa menulis hal-hal yang menarik, atau jika kamu tidak pernah merasakan pengalaman tersebut, kamu bisa mencari sumber referensi di google
2. Wawancara
Poin yang kedua dengan malakukan wawancara. Melakukan
wawancara tidak harus terlalu serius, ini bisa kita lakukan dengan bersantai,
ngobrol santai, dan jangan ajak debat apalagi ngajak tawurun hehehehe. Wawancara
ini kita bisa lakukan dengan mencatat, dan mendengar sumber yang diwawancarai
agar menjadi tulisan. Misalnya kamu ingin menuliskan tokoh yang pekerjaanya
sebagai polisi, berarti dari sini kita perlu tahu bagaimana kehidupan, apa saja
yang dilakukan polisi, bagaimana pekerjaanya, nah itu kita lakukan dengan
menanyakan langsung pada Pak polisi.
Nah, jika poin pertama dan kedua tidak bisa kita
lakukan, maka kita bisa melakukan poin ketiga dengan online. Online adalah
mencari data yang kita butuhkan dilakukan dengan daring dengan mengunakan
internet. Misalnya kamu menulis cerita yang latarnya di Malang, tapi kamu tidak
memungkinkan untuk pergi kesana karena tempatnya jauh, jadi disini kamu sangat
diperbolehkan untuk mengakses internet tentang latar cerita di Malang tersebut.
Detail apa saja yang perlu dicari saat
riset? Yang perlu kita riset yang berhubungan dengan dua hal yaitu karakter dan
setting.
1.
Karakter
Apa
pekerjaan tokoh sehari-hari? Bagaimana keseharianya? Apa yang mebuatnya
semangat? Apa saja yang dihadapi tokoh.
2.
Setting.
Dalam
setting ada tiga, yang pertama setting waktu, tempat, dan suasana. Setting waktu
misalnya pada pagi hari, sore hari, malam hari, kemarin, satu tahun yang lalu. Setting
tempat misalnya di pasar, di kota, di desa, kantor, kantin, sekolah. Setting suasana misalnya sedih, bahagia,
galau, susah, malas.
Jadi itu tadi riset sebelum menulis
cerita, maka selanjutnya lagi kita harus meriset sebelum mempublikasikan karya,
entah itu dipublikasikan di platform wattpad, novelme, inovel, atau kita
publikasikan di blogger, karya kita ikutkan di event, atau bahkan kita
terbitkan. Jadi gini kita cocokan terlebih dahulu, apakah karya ini cocok jika
di novel online, apakah kira-kira cerita in cocok jika diterbitkan di mayor,
indie, semi mayor, self publising. Pilihlah
penerbitan yang memang sesuai dengan gaya penulisan kita. Pada akhirnya riset terdengar menyusahkan,
tapi ini sangat penting untuk dilakukan apalagi buat penulis yang pemula,
bahkan penulis yang sudah profesional pun juga terlebih dahulu melakukan riset
sebelum menulis sebuah cerita.