Tampilkan postingan dengan label menulis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label menulis. Tampilkan semua postingan

Penulisan Dialog pada Novel

Pixels.com


Dialog adalah sebuah literatur dan teatrikal yang terdiri dari percakapan secara lisan atau tertulis antara dua orang atau lebih. Adapun macam-macam dialog, yaitu :


1. Dialog Aktif


Dialog aktif adalah dialog seperti pada umumnya kita menulis sebuah naskah. Dialog ini artinya kita menuliskan percakapan antar tokoh. Dialog aktif ini ditulis langsung dan diakhiri tanda titik di akhir kalimat.


Cara penulisannya dengan membuka dan menutup dialog dengan tanda kutip. Huruf awal selalu ditulis dengan kapital. 


Contoh: 

"Kamu mau ke mana sayang?" 

"Mau ke rumah Pak RT sebentar. Ada apa, beb?" 

"Tidak apa-apa. Aku mau pergi main futsal sama teman." 

"Boleh. Jangan lama-lama, ya sayang."


2. Dialog Tag


Dialog tag adalah frasa yang mengikuti dialog. Biasanya dialog ini berupa frasa yang berhubungan dengan penuturan. Dialog yang hendak dilanjutkan dengan dialog tag harus ditutup dengan tanda koma, tanya, atau seru. Tidak boleh menggunakan titik. Huruf awal dialog tag tidak boleh kapital. 

Frasa tag sendiri terbagi menjadi 5:


1. Netral

- ujar, salam, celetuk, ucap, desak, kata, pamit, harap, pesan, cetus, tutur, papar, ungkap, tandas, tanya, tegur, sapa, ajak, panggil, pungkas, tegas, ajak, pinta, tunjuk, beber, seloroh, cakap, lontar.


2. Netral sebagai respon

- sahut, lanjut, jawab, tawar, tolak, sambut, sanggah, imbuh, terang, balas, tangkas, tambah, sambung, jelas, sela, sosor, tukas, potong, kilah, usul, putus, protes, urai, saran, berondong, timpal, kekeh, kelit, deham.


3. Ada Emosi

- sindir, hina, gerutu, sungut, rengek, tekad, resah, cemooh, ejek, kelakar, canda, cela, ledek, gerundel, puji, keluh, adu, perintah, cibir, tuntut, decit, cicit


4. Emosi Bernada Rendah

- bisik, gumam, decak, desah, rintih, desis, sesal, ulang, lirih, racau, batin, ringis, hembus, goda, rajuk.


5. Emosi Bernada Tinggi

- jerit geram, usir, bentak,  hardik, teriak,  tuduh, tampik, tantang, pekik, tekan, sembur, seru, erang, serang, cecar raung, sergah, murka, dengus, ketus, marah


Contoh: 

"Kamu sudah mandi?" tanya Ibu. ✓

"Kamu sudah mandi?" Tanya Ibu. ×


"Diam kamu!" bentaknya. 


"Aku tahu," ujarnya lemah.


3. Dialog Aksi


Kalian sudah tidak asing lagi mendengar dialog aksi. Namun, tak sedikit juga yang masih belum tahu apa itu dialog aksi. Jadi, dialog aksi adalah kalimat yang mengikuti dialog dan menunjukkan aksi si tokoh. Biasanya dialog ini diawali dengan subjek yang juga masih merupakan si penutur dialog aktif. Dialog yang akan dilanjutkan dialog aksi harus ditutup dengan tanda titik, seru, atau tanya. Tidak boleh pakai koma. Huruf awal dialog aksi selalu kapital seperti kalimat pada umumnya. 

Contoh: 

"Maaf, aku tidak lagi mencintaimu." Firman melangkah keluar dari rumahnya sambil membawa koper.


"Diam di sana!" Polisi menembakkan pistol ke udara setelah meneriakkan kalimat itu. 


"Cara mengerjakan soal ini bagaimana?" Fatih menggarukan kepalanya dengan menatap Firman.

4. Dialog Batin

Dialog batin adalah dialog yang diucapkan di dalam hati si tokoh. Bisa juga disebut monolog karena hanya satu orang yang bicara. Cara penulisan dialog batin tidak dijelaskan dalam PUEBI. 

 

Ada pun beberapa cara menuliskan dialog batin adalah: 

1. Menggunakan Italic

Ini merupakan yang paling banyak digunakan penerbit. Pada naskah yang memakai POV 3, biasanya penulisan dialog batin dengan mengitalicnya. Setelahnya, boleh ditambahi dialog tag "batinnya" atau "ucapnya dalam hati". Namun, hal ini tidak wajib karena dengan mengitalic kalimatnya saja sudah menunjukkan itu dialog batin. 


Contoh: 

Siapa dia, ya? Jangan-jangan orang jahat, batin Keyla. 


Kamu pikir aku tidak tahu? Keyla tersenyum miring, meremehkan.


2. Membubuhkan Tanda Petik 

Menurut pendapat Uda Ivan Lanin, penulisan dialog batin pun ditulis seperti dialog aktif biasa. Tinggal akhir atau awal dialognya dibubuhi dialog tag "batin" atau "ucap dalam hati" untuk menjelaskan bahwa dialog tersebut merupakan dialog batin. 

Contoh: 

"Mau apa dia di sini?" batin Ibu saat melihat mantan pacar putrinya tiba-tiba datang ke rumahnya. 


Melihat kejadian itu, Andi langsung membatin, "Apa benar sebentar lagi kiamat, ya?"


5. Dialog Bersambung

Dialog bersambung adalah dialog yang belum sepenuhnya selesai, tetapi terpotong oleh sesuatu. Bisa berupa dialog tag, narasi singkat, atau dialog lain. Dialog bersambung yang masih dalam satu kalimat tidak ditulis dengan awalan kapital.


Contoh: 

"Sepertinya," ujarnya sembari memandangi sekeliling ruangan, "ada yang aneh dari tempat ini. Dari tadi aku merinding."


Dan ini contoh-contoh penulisan dialog tag yang benar dari editor yang pernah berbagi materi ini.


1. Ani berkata, "Aku sudah muak dengan perkataanmu, Rhoma." (Perhatikan tanda koma setelah "berkata", huruf kapital di awal kalimat dialog, dan tanda titik sebelum tanda petik tutup.)


2. "Kamu selalu saja mempermainkanku, Rhoma," kata Ani. (Perhatikan tanda koma sebelum tanda petik tutup, huruf kapital di awal kalimat dialog, dan tanda titik di akhir kalimat.)


3. "Sebenarnya, Rhoma," ujar Ani, "aku sudah tak lagi percaya padamu." (Perhatikan tanda koma sebelum tanda petik tutup di sepenggal awal dialog, tanda koma setelah "ujar Ani", huruf kapital di awal kalimat dialog, dan tanda titik di akhir kalimat dialog, sebelum tanda petik tutup di sepenggal akhir dialog.


4. "Aku tahu, Rhoma," kata Ani. "Aku tahu semalam kamu bermalam di rumahnya." (Perhatikan tanda titik setelah "kata Ani". Di sini yang ditaruh adalah tanda titik karena kalimat dialog sebelumnya sudah selesai.)


5. "Kamu membohongiku lagi, Rhoma?" tanya Ani, kecewa. (Perhatikan huruf kapital di awal kalimat dialog, tanda petik tutup setelah tanda tanya, dan tanda titik di akhir kalimat.


6. Ani bertanya, "Kenapa kamu setega ini padaku, Aldo?" (Perhatikan tanda tanya setelah "bertanya", huruf kapital di awal kalimat dialog, dan tanda petik tutup setelah tanda tanya.)


7. "Sudah, Aldo. Cukup!" seru Ani. (Perhatikan tanda petik tutup setelah tanda seru.)


8. Ani berteriak, "Sialan kamu, Gea!" (Perhatikan tanda koma setelah "berteriak", huruf kapital di awal kalimat dialog, dan tanda petik tutup setelah tanda seru.)


9. "Aku bisa membaca akal busukmu, Rhoma." (Perhatikan tanda titik di akhir kalimat dialog dan tanda petik tutup persis setelah tanda titik ini.)


10. "Berani-beraninya kamu bilang cinta setelah mengkhianatiku, Dirga!" (Perhatikan tanda petik tutup setelah tanda seru.)


11. "Tunggu. Maksudmu aku yang mengkhianatimu?" (Perhatikan tanda petik tutup setelah tanda tanya."

Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Menulis

 


Halo, kali ini aku membawakan sebuah artikel yang penting untuk kamu. Yaitu, "Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Menulis". Nah, info ini bisa kamu jadikan agar menghidari dari hal-hal kesalahan dalam menulis. Apa saja yang perlu dihindari :


1. Penulisan kata 'di'

Penulisan kata 'di' yang menyatakan tempat, letak, dan waktu ditulis terpisah, sedangkan yang menyatakan kata kerja ditulis serangkai. Contoh penggunaan kata 'di' yang ditulis terpisah :

di mana

di sana

di kala

di saat

di antara

di samping

di atas


Contoh penggunaan kata 'di' yang ditulis serangkai. Kalau misalnya kalimat berawalan di– bisa dirubah menjadi me–, atau kata yang menunjukkan kata kerja, berarti ditulis serangkai :


dimakan/memakan

dibaca/membaca

dieja/mengeja

disisir/menyisir

dll


Namun, terkadang dakalanya kata ‘di’ yang bisa ditulis pisah dan gabung sesuai makna. Contoh : 

- Nesya sedang sholat di masjid.

(Masjid : menyatakan tempat) 

- Tikus itu dimakan kucing.

- Cepat masuk ke dalam sini.

- Waktunya saya ke luar rumah. 


Contoh lain : 

- Novel itu berjudul di Balik Hujan.

- Menggoreng ayam harus dibalik.

(Contoh pertama di pisah, karena ada hujan. Sedangkan contoh kedua digabung, karena tidak ada tambahan yang menujukan kata lain)


2. Penggunaan Partikel 'pun'

Sejatinya partikel 'pun' ditulis terpisah dengan kata yang menyertainya.

Contoh :

aku pun

apa pun

sedikit pun

siapa pun

dll


Catatan :

partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung penulisannya disatukan karena dianggap padu. Di antaranya adalah :

adapun

andaipun

ataupun

bagaimanapun

biarpun

kalaupun

kendatipun

maupun

meskipun

sungguhpun

walaupun

sekalipun


3. Penggunaan Tanda Hubung (hypen)

Kebanyakan penulis pemula menulisnya dengan menggunakan spasi, seperti : anak - anak, lalu - lalang. Penulisan seperti itu jelas salah. Penulisan yang benar adalah anak-anak, lalu-lalang


4. Penggunaan Kata Hubung dan, namun, dan tetapi

Nah, ini nih yang paling banyak salahnya. Banyak penulis yang sering menulis kata 'dan' di awal kalimat bahkan paragraf. Jadi, tidak boleh ya kawan kalau menempatkan kata hubung di awal kalimat.


Contoh penggunaan kata 'dan' yang benar:

- Aku dan kakak akan pergi bermain.

- Farah, Niko, Herman, dan Rehan akan pergi ke taman.


Jika hanya ada dua unsur kata atau kalimat kata 'dan' tidak perlu memakai koma. Jika lebih dari dua unsur kata atau kalimat, maka sebelum kata 'dan' didahului oleh tanda koma.


Contoh salah kata 'dan' : 

- Aku tak tahu harus apa saat melihatmu bersamanya. Dan hati ini seketika hancur.


Penggunaan kata namun dan tetapi, perhatikan bedanya :


- Meskipun kamu bukan cinta pertamaku, tetapi kamu adalah pelabuhan hatiku yang terakhir.


- Aku tidak pernah membenci. Namun, aku belum bisa memaafkanmu.


Kata hubung 'tetapi/tapi' ditulis setelah koma. Sedangkan kata 'namun' ditulis setelah titik dan diberi tanda koma setelahnya.


5. Penggunaan Kata Ganti ku, mu, dan nya.

Kata ganti ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang menyertainya.


Contoh :

kubaca

kuraih

kudengar

kulihat

milikku

hatiku

ibuku

rumahku

matamu

bukumu

miliknya

dll


Kecuali, jika ditulis dengan kata singkatan.

Contoh :

WA-ku

SIM-ku

KTP-mu

dll


Nya untuk mengartikan Tuhan ditulis memakai huruf kapital :

Takdir-Nya

Kuasa-Nya


6. Serangan Kata Sama

Pernah membaca cerita yang memiliki serangan kata 'ku' atau 'nya'?


Contoh : 

- Ketika aku ke rumah kakakku, aku melihat kakakku sedang bercumbu dengan temannya. (Salah)


Coba hitung ada berapa kata 'ku/aku' pada contoh kalimat di atas! Mari kita ubah menjadi lebih efisien tanpa mengurangi mengubah maksud cerita.


- Ketika ke rumah kakak, aku melihat dia sedang bercumbu dengan temannya. (Benar)


Contoh lain :

- Aku menatapnya, membelai rambutnya dan tersenyum padanya.


Suka keseleo lidah kalau baca tulisan macam kalimat di atas. Rasanya gak enak juga ya, kalau dibaca. Coba kita buang kata 'nya' yang meluber itu sehingga menjadi :


- Aku menatap sambil membelai rambutnya dengan sebuah senyum.


Lebih simpel, tapi tidak mengubah maksud cerita.


7. Minim Kata

Selalu memakai kata yang sama dalam satu kalimat/paragraf. Untuk mengatasi ini, penulis harus pandai memilih diksi sinonim kata.


Contoh :

- Ibu pergi ke pasar, lalu pergi ke rumah sakit untuk menjenguk bibi , lalu menjemput ayah di Bandara.


Coba kita ganti menjadi :

- Ibu pergi ke pasar, lalu ke rumah sakit menjenguk bibi. Selanjutnya ibu menjemput ayah di bandara.


8. Pemborosan Kata

Ingin terkesan memiliki narasi panjang, tapi justru malah boros kata dan kalimat menjadi tidak efektif.


Contoh :

- Saat aku masuk ke dalam rumah, kulihat dengan mataku sendiri istriku sedang berselingkuh.


Oke, mari kita ubah menjadi lebih efektif. Pertama, buang kata dalam karena kalau masuk pasti ke dalam, tidak ada masuk ke luar. Kedua, buang kata mata karena kalau melihat ya pakai mata, enggak ada melihat pakai kaki. Ketiga, buang kata ku pada kata istriku karena itu setting di rumah sendiri kalau bukan istri tokoh utama lalu istri siapa?


Maka, akan menjadi seperti ini :

- Saat memasuki rumah, aku melihat istri sedang berselingkuh.


Contoh lain :

- Altha menengadahkan kepala ke atas langit, menikmati tiap tetes hujan yang turun dari langit.


Oh, hello ....

Langit adanya di atas maka buang kata atas. Lalu hujan, memang datangnya dari mana kalau bukan dari langit? Jadi, buang saja kata langit. Menengadah itu artinya menatap ke atas mendongakkan kepala ke atas, jadi buang saja kata kepala.


Maka, kalimatnya akan menjadi seperti ini :

- Altha menengadah ke langit, menikmati tiap tetes hujan yang turun.


Satu lagi contoh yang sering digunakan penulis : 

-Altha melangkahkan kakinya gontai masuk ke dalam kamar.


Ayolah, namanya melangkah pasti menggunakan kaki, kan? kecuali jika tokohmu cacat. Jadi, kalimat efektifnya akan menjadi : 


- Aletha melangkah gontai ke dalam kamar/ Aletha melangkah gontai masuk kamar. 


9. Inkosistensi Kata Ganti

Coba perhatikan apa yang salah dalam tulisan ini :

- Saya hanya wanita biasa yang saat kau datang hatiku sedang rapuh dan kamu membawa cinta untukku.


Awal kalimat memakai kata saya, tapi mengapa berubah menjadi aku? Cobalah untuk konsisten dalam setiap cerita yang kita buat. Ini tidak boleh ya kawan, merubah POV. Kalau dari awal pakai aku ya aku saja.


Kecuali, jika dalam dialog. Contoh :

- Aku menunduk seraya berkata, "Maafkan saya, Bu Guru!"


(Nah, kalau contoh di atas benar. Karena saya lebih sopan daripada menggunakan aku. Dicontoh tadi, berbicara dengan guru)


CARA MEMBUAT OUTLINE YANG POTENSIAL DALAM NOVEL

 

pexels.com







Halo, kali ini aku membawa artikel tentang “Cara Membuat Outline yang Potensial dalam Novel”. Sebelum kita memasuki langkah-langkahnya, terlebih dahulu kita harus berkenalan dengan apa itu outline. Outline secara umum adalah rancangan cerita yang disusun guna mempermudah kita dalam merangkai setiap babnya. Beberapa penulis kadang ada yang tidak membutuhkan outline dalam tulisannya. Namun, aku menyarankan supaya membuat outline saja, agar kita dapat mengingat cerita kita dengan baik sampai tamat, menghindari dari writer block, agar tulisan lebih cepat selesai dan tidak keluar dari ide. Bagaimana cara menyusun outline yang potensial dalam novel?

  •        Tulislah secara singkat kejadian apa saja yang ada di setiap bab novelmu

        Setiap bab ceritakan apa saja yang ada di dalamnya, mulai dari bab satu sampai terakhir.

  •        Jangan terlalu banyak mendeskripsikannya, tulis bagian yang penting dalam bab tersebut.

Okey, langsung saja ke contohnya ya, ini adalah outline dari novelku yang berjudul “Dangerous My Husband” yang akan publish di Goodnovel, jangan lupa mampir ya, hehehe (mode promosi).

  1.    David dan Nayla sepasang suami istri yang tinggal di Malaysia. Di Malaysia David tiba-tiba terkena PHK, padahal David membutuhkan uang untuk biaya pengobatannya yang sakit paru-paru dan istrinya, Nayla sedang hamil tua. Sudah mencari pekerjaan, tapi ditolak. Hingga, David memutuskan untuk kembali ke Indonesia.                                      
  2.      David berencana untuk mengurusi kedai kopinya dan tinggal bersama ayahnya di Indonesia. Tapi, kedai kopi, rumah dan ayah David sudah hanggus terbakar. David dan Nayla terpaksa tingga di rumahnya Nayla. Disana, David dihina habis-habisan oleh Pak Bima ayahnya Nayla. David menjadi menantu pengagguran dan tidak berguna.                                                                             
  3.  Sudah mencari-cari pekerjaan di Indonesia. Sayangnya tidak berhasil. Hinggah, David memutuskan berhutang sangat banyak kepada Pak Galih, seorang om-om kaya raya dan suka menyewa wanita untuk dijadikan pemuas nafsunya. David berhasil mendapatkan uang, dan David pun berbohong kepada Nayla kalau uangnya di dapat dari hasil bekerja.                                                                                                                      
  4. Waktu membayar hutang pun sudah habis, David sama sekali belum mempunyai uang untuk menebus hutangnya kepada Pak Galih. Pak Galih sangat marah, namun Pak Galih memberikan penawaran kepada David agar menyerahkan Nayla untuk dijadikan pemuas nafsunya. David menolak mentah-mentah tawaran itu. Suatu hari David mengatarkan Nayla ke rumah sakit untuk periksa kandungan. Namun, anak buahnya Pak Galih mengejar mereka. Anak buah Pak Galih hendak menembak David, tapi malah yang tertebak adalah Nayla.                                                                                              
  5. David pun terkejut dan hilang kendali saat mengendarai sepeda motor. David yang tidak fokus itu tertabrak truk yang ada di depannya. Nayla terjatuh dan berlumuran darah, kepalanya terbentur batu, lukanya begitu parah dan anak yang ada di dalam kandungannya sudah tiada. David masih sadarkan diri, dan berteriak minta tolong. David berhasil membawa Nayla ke rumah sakit. Namun, Nayla sama sekali tidak mengenali suaminya. Nayla hilang ingatan.

Nah, itu tadi adalah contoh outline bab 1 sampai 5 ya. Bagaimana menurut kalian? Jadi begini teman-teman, outline potensial disini maksudnya kuat dan menarik pembaca. Kunci agar pembaca melanjutkan membaca bab selanjutya. Maka, penting disini bab 1 sampai 5 itu menarik, dan pada akhir bab usahakan mengandung kalimat yang mengantung. Jika kita melihat outline pada bab 1, tokoh utama mengalami kegagalan, di PHK dalam pekerjaannya, jadi dapat disimpulkan tokoh utama David ini lemah. Ini harus lemah, mohon dicatat baik-baik. Pada bab 2 tokoh utama semakin lemah karena tidak mendapatkan pekerjaan dan kedai, rumah ayahnya juga terbakar. Pada bab 3 konflik semakin panas, David di Indonesia belum mendapatkan pekerjaan. Pada bab 4 David menyelamatkan istrinya, dikatakan tokoh utama ada rasa bangkit untuk melawan. Pada bab 5, tokoh utama dikejutkan kalau anaknya keguguran dan istrinya kehilangan ingatan.

 

Formula dalam menyusun outline di atas bedasarkan selera pasar. Sebab, jika kita mengamati novel-novel yang sudah bagus penjualannya. Maka, diawal bab 1 sampai 5 langsung menuju konflik, dan penting tokoh utama itu lemah. Sudah tidak potensial lagi, jika kita menyuguhkan bab pertama yang menjelaskan biodata tokoh. Hal tersebut akan membuat pembaca bosan. Apakah memang harus menyusun outline seperti itu agar disukai pembaca? Bagaimana jika novelku pada bab 1 dan 5 datar-datar saja tanpa adanya konflik dan tidak membuat tokoh utama lemah? Itu terserah pribadi penulis. Jika, tidak ingin membunuh idealisme kita sebagai penulis, ya tulis saja ceritamu sesuai keinginanmu. Aku disini hanya membantu untuk mengenal outline yang potensial, agar ceritamu laris di pasaran. Jika kamu mampu menyusun cerita sesuai idealisme dan selera pasar, itu malah lebih bagus. Teori saja tidak akan lengkap, yuk buktikan kalau kamu mampu membuat outline yang luar biasa, agar ceritamu bagus. Maka dari itu, mari kita coba praktekan.

 

Pentingnya Riset Sebelum Menulis

    


    Hay, kali ini aku akan membawakan artikel tentang pentingnya riset sebelum menulis.  Banyak penulis sering sekali mengabaikan pentingnya rise. Apalagi, penulis pemula sebelum membuat cerita, sebaiknya terlebih dahulu melakukan riset. Misalnya, kamu ingin membuat cerita seseorang prajurit TNI, kamu harus tahu kehidupan sehari-harinya seseorang TNI itu bagaimana, atau kamu ingin membuat cerita yang nuansanya seperti di Bal. Nah, kita harus melakukan riset terlebih dahulu, Bali daerahnya seperti apa, masyarakatnya bagaimana, kehidupan sosialnya bagaimana. 

Mengapa riset itu penting, riset itu sebenarnya apa sih? Secara umum riset adalah pengumpulan data untuk membuat kita lebih mendalami sesuatu, serta dapat menyampaikan atau menuliskan dengan baik. Kalau kita menulis cerita fiksi, sebenarnya fiksinya tidak perlu terlalu ilmiah saat kita membuat skripsi, tetapi perlu dilakukan riset dengan baik. Bagaimana cara melakukan riset?

1. Pengamatan Langsung

Kita bisa mendapatkan hasil riset dengan melakukan pengamatan langsung. Baik itu mengamati keadaan di sekitar, kegiatan bersama orang-orang, percakapan dengan teman, keluarga, doi .  Mengamati adalah cara penulis mendapatkan ide dalam tulisanya. Saya sendiri sering mendapatkan ide cerita dari mendengarkan obrolan dari orang lain, dan langsung menuliskanya di ponsel atau bisa di buku catatan jika memungkinkan agar tidak lupa. Jadi misalnya, kamu ingin menuliskan cerita tokoh orang yang sedang perjalan dari Tulungagung ke Jombang dengan naik kereta api, kamu bisa menjalani pengalaman yang sudah kamu rasakan langsung. Dari sini kamu bisa menulis hal-hal yang menarik, atau jika kamu tidak pernah merasakan pengalaman tersebut, kamu bisa mencari sumber referensi di google  

                                                                        2Wawancara

Poin yang kedua dengan malakukan wawancara. Melakukan wawancara tidak harus terlalu serius, ini bisa kita lakukan dengan bersantai, ngobrol santai, dan jangan ajak debat apalagi ngajak tawurun hehehehe. Wawancara ini kita bisa lakukan dengan mencatat, dan mendengar sumber yang diwawancarai agar menjadi tulisan. Misalnya kamu ingin menuliskan tokoh yang pekerjaanya sebagai polisi, berarti dari sini kita perlu tahu bagaimana kehidupan, apa saja yang dilakukan polisi, bagaimana pekerjaanya, nah itu kita lakukan dengan menanyakan langsung pada Pak polisi.

  3.   Online

Nah, jika poin pertama dan kedua tidak bisa kita lakukan, maka kita bisa melakukan poin ketiga dengan online. Online adalah mencari data yang kita butuhkan dilakukan dengan daring dengan mengunakan internet. Misalnya kamu menulis cerita yang latarnya di Malang, tapi kamu tidak memungkinkan untuk pergi kesana karena tempatnya jauh, jadi disini kamu sangat diperbolehkan untuk mengakses internet tentang latar cerita di Malang tersebut.

Detail apa saja yang perlu dicari saat riset? Yang perlu kita riset yang berhubungan dengan dua hal yaitu karakter dan setting.

1.      Karakter Apa pekerjaan tokoh sehari-hari? Bagaimana keseharianya? Apa yang mebuatnya semangat? Apa saja yang dihadapi tokoh.

 

2.      Setting. Dalam setting ada tiga, yang pertama setting waktu, tempat, dan suasana. Setting waktu misalnya pada pagi hari, sore hari, malam hari, kemarin, satu tahun yang lalu. Setting tempat misalnya di pasar, di kota, di desa, kantor, kantin, sekolah.  Setting suasana misalnya sedih, bahagia, galau, susah, malas.  

Jadi itu tadi riset sebelum menulis cerita, maka selanjutnya lagi kita harus meriset sebelum mempublikasikan karya, entah itu dipublikasikan di platform wattpad, novelme, inovel, atau kita publikasikan di blogger, karya kita ikutkan di event, atau bahkan kita terbitkan. Jadi gini kita cocokan terlebih dahulu, apakah karya ini cocok jika di novel online, apakah kira-kira cerita in cocok jika diterbitkan di mayor, indie, semi mayor, self publising. Pilihlah penerbitan yang memang sesuai dengan gaya penulisan kita.  Pada akhirnya riset terdengar menyusahkan, tapi ini sangat penting untuk dilakukan apalagi buat penulis yang pemula, bahkan penulis yang sudah profesional pun juga terlebih dahulu melakukan riset sebelum menulis sebuah cerita.

 

 

 


Hal Penting yang Harus Diperhatikan Saat Menulis Cerita

 

pixabay.com

Hay sobat, kali ini saya akan membagikan hal penting yang harus dipehatikan saat menulis sebuat cerita. beberapa hal sangat wajib dan tidak boleh ditinggalkan saat menulis sebuah cerita. Oleh karena itu, artikel ini sangat penting untuk kalian, yang belum tahu apa saja hal penting yang harus diperhatikan saat menulis cerita, yaitu :

 1. Tema

pixabay.com

Tema adalah gagasan utama atau makna mendasar dari subuah karya sastra. Tema sangat penting diperhatikan saat menulis sebuah cerita, karena dengan adanya tema kita dapat menyajikan alur cerita yang sesuai dengan ide yang telah ditentukan. Jadi misalnya gini, kamu ikut lomba menulis cerpen, nah disitu tema yang digunakan yaitu tentang rindu, kamu harus membuat cerita yang alur ceritanya tentang rindu.

2. Genre

pixabay.com
Nah, kamu pasti tahu kan genre itu apa. Genre adalah bentuk atau model yang menjadi dasar dalam cerita. kita harus tahu macam-macam genre yang ada dalam cerita. beberapa genre antara lain :
    1. Romance

Genre romance yaitu genre yang mengangkat kisah kehidupan sehari-hari, dalam genre romance ini mengandung diksi-diksi yang indah, agar pembaca menikmati kisah cinta, bagaimana rasanya patah hati, jatuh cinta, pengorbanan, kesetiaan dan lain-lain.                                                              

2. Fanfiction

Adalah genre yang di dalam ceritanya menggunakan film boyband, baik itu menggunakan nama tokohnya, karakternya, latarnya. Yang sering penulis pakai saat ini, menceritakan kehidupan drakor atau drama korea.

3. Horor

Genre horor adalah genre yang di dalamnya menceritakan susana menakutkan, sehingga membuat pembaca merasakan ketakutan.

4. Fantasi

     Genre fantasi adalah genre yang di dalam menceritakan tentang spritual atau mengandung unsur magis, pada genre ini dituntut untuk sebebas-bebasnya berimajinasi asalkan, harus logis.

5. Misteri

Genre misteri tidak sama dengan horor, karena di dalam genre misteri ini menceritakan tentang teka-teki atau membuat penasaran pembaca karena ada banyak hal yang belum terselesaikan.


3.Tokoh dan Karakter


pixabay.com
Dalam sebuah cerita, adanya tokoh menjadi perhatiaan sangat penting untuk pembaca. Begitu juga dengan penokohan, karakter yang dibawa oleh tokoh harus benar-benar kuat dan memikat pembaca. Fungsi utama karakter dalam cerita adalah untuk memperpanjang atau memperluas isi cerita, menjadikan cerita lebih menarik, dan masih banyak lagi. Jadi kalian harus bisa menciptakan karakter tokoh cerita yang kuat.

4. Latar

hipwe.com
 5. Alur cerita atau Plot

bukuonlinestore.com

Alur dalam cerita adalah jalan cerita yang menjelaskan peristiwa  awal sampai akhir, disini kamu harus bisa membuat cerita yang menarik dengan plot yang menarik. Caranya kamu bisa menambahkan twits atau kejutan dalam cerita, informasi baru, mengoloborasikan genre. Sehingga membuat ceritamu beda dari yang lain, dikatakan tidak pasaran, karena saat kamu menulis, kamu bebas berimajinasi. dalam alur terdapat beberapa alur, ada alur maju mundur, alur mundur, dan campuran.

6. Sudut Pandang

salamadian

Pada point keenam ini juga penting untuk diperhatikan, kamu harus bisa menggunakan sudut pandang dengan baik. sudut pandang adalah sudut yang mempertimbangkan hal yang menunjukan pendapat atau perasaan individu yang terlibat dalam cerita. dalam sudut pandang ada dua, yaitu sudung pandang orang pertama, dan sudut pandang orang ketiga. Jika kamu ingin menulis cerita dengan tokoh saya, aku, gue, maka kamu menggunakan sudut pandang orang pertama. Jika kamu menulis dalam cerita Ani, Reo, Dodi, paman, ayah atau nama oang lainya maka itu yang disebut dengan sudut pandang orang ketiga.

7.  Ending

cindi page
Pada point terakhir kamu harus menggunakan ending yang menarik, yang manakala tidak bisa ditebak pembaca. Jangan sampai membuat pembaca kecewa pada karena ending yang kamu pakai ngantung, kamu mungkin pernah mendengar istilah ending ngantung, jadi ending ngantung itu yang tidak jelas akhir ceritanya entah itu sad ending atau happy ending, jelas membuat pembaca bingung dan tidak suka pada cerita kamu.  Dan yang paling penting juga diperhatikan cover, sinopsis, dan blurb harus menarik.