Kalian ingin menjadi penulis, tapi masih bingung apa aja sih yang harus dipersiapkan untuk menjadi penulis yang hebat. Menjadi seseorang penulis memang ada beberapa yang yang penting dan tidak boleh terlewatkan, apalagi untuk penulis pemula. Jika kita masih pemula dan langsung menulis boleh-boleh saja dilakukan, namun yang perlu diperhatikan dengan baik, kamu harus memiliki gaya kepenulisan yang berbeda, paham mengenai KBBI atau PUEBI dan lain-lain. Nah pada artikel saya kali ini akan membahas mengenai bekal yang harus dipersiapkan untuk penulis pemula.
1. Perbanyak Membaca
Menurut saya, membaca merupakan kegiatan yang sangat berguna untuk menambah wawasan, pengetahuan, memberitahu hal-hal kecil yang belum kamu ketahui. Membaca bukan hanya tentang buku, nah kamu bisa memulai membaca hal-hal kecil yang tidak menguras otak, seperti bacaan cerpen, puisi, komik, koran, majalah. Sebelum kamu ingin menuliskan sesuatu, terlebih dahulu kamu perlu membaca selera pasar, menetapkan target pembaca yang ingin kamu jangkau, dan memberi kejutan dalam ceritamu agar berbeda dari penulis lain. Misalnya gini, kamu ingin menulis Sebuah novel yang latar belakanganya Negara Londan, tetapi disini kamu belum pernah pergi ke london sama kayak aku hehehe. Nah caranya kamu harus membaca entah dari buku yang menjelaskan negara London itu gimana, entah dari blogger travel yang disana menjelaskan suasana negara London, nah selain itu juga kita harus memperbanyak mambaca diksi, agar kita nantinya dapat memperindah tulisan kita dengan diksi, tapi yang paling penting yang perlu kamu tahu untuk penulis pemula, tidak perlu banyak-banyak memakai diksi, bukanya itu malah bagus tetapi hal tersebut membuat tulisanmu tidak dapat dipahami orang-orang, kita harus bisa mengabungkan atau melaraskan beberapa diksi agar pas dan enak saat pembaca membaca tulisan kita.
2. Memiliki Kepekaan
Ketika
ingin menulis sebuah cerita, kamu harus memiliki kepekaan perasaan heheheh,
maksudnya kepekaan itu bagaimana kamu memahami tulisanmu sendiri, apakah
tulisanmu terlalu bertela-tele, apakah tulisanmu terlalu padat sehingga sulit
dipahami. Kepekaan dilihat dari gaya kepenulisanmu. Kepekaan dalam menulis
harus dikumpulkan, dilatih, diasah ketika kamu membaca. Namun banyak tulisan
yang masih sangat bertele-tela, misalnya gini penulis terlalu banyak
menggunakan narasi pada tokoh, nah ini akan membuat pembaca kamu kebingungan
akhirnya jadi malas membaca ceritamu. Contohnya gini : “Aku mau kita putus.”
Aldo menatap dengan tajam, sambil merapikan tatanan rambutnya, dan setelah itu
mengecek ponselnya sambil memalingkan pandangan. Aldo memang punya pacar
simpanan sehingga dia tidak ragu memutuskan April, yang kini sedih sambil
meneteskan air mata, menatap Aldo dengan raut sedih. Lalu tiba-tba ada Yuni
pacarnya Aldo datang.
Nah
setelah kamu baca cerita seperti itu bagaimana rasanya, bingungkan kalau
dibayangkan, jadi contohnya bagimana agar mudah dipahami. Contohnya :
“Aku
mau kita putus.” Aldo menatap April dengan tajam.
Hati
April kini tersontak dengan kaget, air mata perlahan sudah menetes di pipi,
April berkata. “Mengapa?”
Aldo
hanya terdiam sambil mengenakan dasinya tanpa memandang April sedikitpun.
Tiba-tiba datanglah Yuni pacar simpanan Aldo, sambil memeluk tubuh Aldo dari
belakang.
Nah
kalau kayak gini, kamu bisa kan berhalu ehh ... maksudnya membayangkan isi
cerita, jadi kamu dapat merasan dan seolah-olah tokoh dalam cerita tersebut itu
kamu.
3. Pehatikan Tanda Baca
Point yang ketiga ini tidak kalah penting untuk kamu penulis pemula, sering kali penulis pemula asal-asalnya membuat tulisan atau cerita tanpa memperhatikan tanda baca yang baik. Saya juga pernah dulu asal-asalnya mempubliskasikan novel di aplikasi wattpad, tentang dialong tag dan narasi saya abaikan, karena sebelumnya memang saya belum tahu, kalau menulis cerpen atau novel memiliki paduan dialog tag dan aksi, hingga cerita saya pada saat itu dikritik, namun dengan adanya kritikan tidak membuat saya untuk berhenti menulis, justru malah membuat semangat menulis. Jadi gini teman-teman, sebelum kamu membuat tulisan kamu harus mengerti bagaimana pengunaan huruf kapital, huruf miring, kata sambung di, ke, dari apakah dipisah atau disabung. Ini dosa yang sering penulis pemula lakukan, sering sekali tidak memperhatikan tanda baca huruf kapital saat diawal kalimat, setelah tanda titik pun juga masih sering menggunakan huruf kecil. Namun pada artikel ini tidak akan membuka dosa penulis pemula yang sering lakukan, tapi disini kita fokus pada bekal penulis pemula agar terhindar dari dosa hehehe.
4. Temukan Feel-nya
Pada point keempat ini, untuk penulis pemula lakukan yaitu dengan menemukan feel dalam tulisan. Maksudnya gimana kak? Jadi gini, misalnya kamu ingin menulis sebuah cerita sedih, kamu harus benar-benar dibikin sedih sama cerita kamu sendiri, sebelum membuat pembacamu menagis kamu harus menaggis terlebih dahulu, atau misalnya jika kamu ingin membuat cerita humor, terlebih dahulu kamu harus tertawa sendiri membaca ceritamu, agar pembaca akan tertawa juga, misalnya juga kamu patah hati, hayo siapa yang gak pernah patah hati, semua orang pasti pernah patah hati. Kamu tulis rasanya gimana patah hati, bagaimana sakit hatimu ini kamu jelaskan, sehingga pembaca akan merasakan apa yang penulis rasakan. Cara lain supaya kamu dapat feelnya, ini kamu sedang menulis sebuah cerita, kamu dengan mudah merangkai kata demi kata, tanpa kamu tidak terasa bisa menulis beberapa lembar. Aku punya saran, agar kamu dapat menciptakan feel yang bagus dalam tulisanmu, maka saat menulis usahakan bisa mengatur suasana hati, karena menulis juga pakai hati, jika penulis asal-asalan alhasil, tulisanya akan hambyar dalam artinya tidak ada amanat yang disampaikan, pilihlah tempat yang nyaman saat menulis. Jika menulis dalam kondisi ramai banyak orang, tentu akan mengangu kosentrasimu, apalagi banyak anak kecil. Setidaknya carilah suasana yang membuat ide-ide kreatifmu muncul.
5. Harus Konsisten
Menulis
memang sulit, dibutuhkan niat yang benar-benar tulus, agar konsisten. Beberapa
rintangan harus kamu tempuh, agar bisa bersemangat menulis. Rintangan dalam
menulis pun juga banyak, mulai dari kondisi diri sendiri entah badmood karena
doi gak peka, ada masalah dengan teman, keluarga, kurang enak badan, banyak
tugas sehingga tidak bisa membagi waktu dan masih banyak lagi. Oleh karena itu,
supaya konsisten dalam menulis harus diniatkan benar-benar tulus, meskipun
banyak rintangan yang mengahadang, kita bisa konsisten dalam menulis. Dulu saya
penulis pemula yang sangat malas, hanya mempunyai mimpi yang tinggi, namun
malas belajar, jangan ditiru teman-teman hehehe. Tapi setelah saya terbiasa
membuat cerpen, puisi, artikel, cermin dan saya satu hari menyempatkan waktu 30
menit untuk menulis, akhirnya saya terbiasa dan bisa menumbuhkan sikap
konsisten saat menulis.